KEJADIAN-KEJADIAN YANG MENGGAMBARKAN NASIB ORANG-ORANG MATI

Selasa, 23 Februari 2010 | 0 komentar

1. Al’awam bin Hausyab menceritakan pengalamannya, “Aku pernah singgah di suatu kampung yang dipinggirannya terdapat kuburan. Pada sore harinya setelah waktu ashar terbukalah salah satu kuburan yang ada disitu, lalu muncullah dalamnya seorang laki-laki yang berkepala keledai dan bertubuh manusisa, kemudian mengerluarkan suara ringkikan sebanyak 3 kali, lalu kuburan itu menutup kembali. Kemudian kau bertanya perihal kejadian ini kepada yang tahu, maka ia menjawab, bahwa laki-laki itu suka minum tuak, jika pulang kerumahnya, ibunya selalu mengomelinya dan berkata kepadanya, “Takutlah kamu kepada Alloh, hai anakku!” tetapi anaknya itu menjawab, “Engkau ini kerjanya hanya mengomel saja seperti suara keledai.” Tidak lama kemudian lelaki itu mati sesudah waktu ashar. Maka kuburannya selalu terbuka setiap harinya sesudah waktu ashar dan mengeluarkannya untuk meringkik seperti suara keledai sebanyak 3 kali. Lalu kuburnya menutup kembali sesudahnya. (Syarhush Shudur 23, Ahwaalul Qubur 112, dan Ar Ruuh 120)


2. Seorang laki-laki penduduk Madinah mempunyai saudara perempuan kemudian perempuan itu meninggal dunia. Maka laki-laki itu mengurus dan mengusung jenazahnya ke kuburan. Ketika jenazah perempuan itu selesai di kuburkan, kemudian ia kembali ke keluarganya, ia ingat bahwa dirinya lupa kantong yang dibawanya dan ikut terkubur. Maka ia minta bantuan kepada seorang temannya untuk menggali kuburan tersebut. Setelah menemukan kembali kantongnya, ia berkata kepada temannya, “minggirlah kamu, aku akan melihat keadaan yang dialami oleh saudariku di dalam kuburnya!” kemudian ia mengangkat sebagai batu bata yang menutupi liang lahat jenazah, tiba-tiba ada api yang menyala dalam liang lahatnya, maka ia pun segera menutupnya kembali, lalu ia kembali kepada ibunya untuk menanyakan tentang perbuatan saudarinya itu, maka sang Ibu menjawab, “saudarimu itu suka mengakhirkan shalat, tak mengerjakannya dengan wudlu dan suka masuk rumah tetangga bila sedang dari waktunya, dan menurut sepengetahuanku jika shalat tidak pernah wudlu, lalu ia sering mengintip ruamh tetangganya dan mencuri dengar pembicaraan mereka lalu menyiarkannya (Ahwaalul Qubur 113, Ar Ruuh 120, dan Syarhush Shudur 239)


3. Pernah ditanyakan kepada tukang gali kubur yang sudah bertaubat, “Apakah yang menyebabkan kamu bertaubat?” ia menjawab, “Sebagian besar jenazah yang kugali , kulihat wajahnya dipalingkan dari arah kiblat.”(Ar Ruuh 122)


4. Telah meniggal dunia anak perempuan seorang laki-laki kemudian laki-laki itu turun ke liang kubur untuk membetulkan tatabannya, maka tiba-tiba jenazah anak perempuan itu telah dipaligkan dari arah kiblat. Akhirnya ia sangat gelisah dan cemas melihat kejadian tersebut. Pada malam harinya ia bermimpi bertemu dengan anak perempuannya itu yang mengatakan kepadanya, bahwa sebagian besar ahli kubur yang ada di sekitarnya telah dipalingkan dari arah kiblat. Menurutnya seakan-akan anak perempuannya itu bermaksud bahawa mereka yang demikian itu adalah orang-orang yang mati daam keadaan membawa dosa-dosa besarnya. (Ar Ruuh 123, Ahwaalul Qubur 116)


5. Ibnu Adud Dunya telah menceritakan kisah berikut dari Hisyam bin’Urwah dari Ayahnya yang telah mengatakan, “Ketiak seorang pengendara berada di tengah jalan antara Mekkah dan Madinah melewati pekuburan, tiba-tiba seorang laki-laki keluar dari kuburan itu sambil dalam keadaan tubuh yang terbakar oleh api sedang tangannya dibelenggu dengan belenggu besi kemudian ia berkata: “ Hai Hamba Alloh , jangan kau sirami dia, hai hamba Alloh jangan kau sirami dia!” Akhirnya pengendara itu pingsan karena ketakutan, dan pada pagi harinya lelaki itu menjumpai dirinya telah berubah rambutnya menjadi putih semua. Ketika peristiwa itu diceritakan kepada khalifah ‘Utsman maka ia melarang seseorang bepergian sendirian tanpa teman. (Ahwaalul Qubur 111, dan Syarhush Shudur 219)


6. Seorang penggali kuburan yang sudah bertaubat ditanya, pengalaman apakah yang paling aneh selama engkau berprofesi sebagai tukang gali kubur? Ia menjawab, “Aku pernahmenggali jenazah seorang laki-laki, maka aku lihat sekujur tubuhnya penuh dengan paku, dan ada paku besar yang menancap di kapalanya dan yang lainnya pada kedua kakinya.’’ (Ar Ruuh 122, Ahwaalul Qubur 116, dan Ayarhush Shudur 232)


7. Seorang penggali kuburan ketika ditanya, “pengalaman apakah yang paling aneh anda lihat dalam kuburan? “ ia menjawab,” AKu oernah melihat tengkorak manusia penuh berisikan cairan timah.” (Ar Ruuh 122, dan Syarhush Shudur 232)

8. Seorang yang shalih berama Al walid bin ‘Ustman menceritakan pengalamnnya, bahwa disuatu hari datanglah kepada kami dari Asbania (Spanyol) seorang laki-laki berkulit hitam. Kemudian ia bermukim di masjid tempatku berada, setelah itu ia pindah ke tempat lain karena suatu oenyakit yang dideritanya. Ia menyewa tempat di dapur pembuatan roti yang ia bayar denagn kayu bakar secara sukarela. Selang beberapa waktu ia meninggal dunia kemudian jenazahnya kupindahkan ke rumahku untuk dimandikan . ketika aku buka selimut yang menutupi mukanya berubah menjadi putih bercahaya menyerupai bulan purnama. Warna putih itu merata ke seluruh muka serta lehernya meskipun tidak sampai ke badannya. Karena itu aku sangat kagum bercampur kaget ketika melihatnya, lalu segera aku tutup kembali mukanya dengan kain selimut yang menutupi wajahnya, mereka akgum dengan ketampanan dan warna kulitnya yang berubah menjadi putih meskipun seluruh tubuhnya tetap hitamm seperti semula. Berita mengenainya tersebar begitu cepat, maka semua orang datang berduyun-duyun untuk menyaksikannya, hingga kami tak menguburkannya kecuali saat malam akan tiba, karena kerandanya terus dikerumuni oleh orang-orang yang ingin melihat jenazahanya. Semoga Alloh merahmatinya, kisah ini diceritakan oleh Ibnu Mughits dalam kitab Al Tahajjud, begitu pula ulama lainnya.


9. Dalam kitab Jami’ut Turmudzi pada Hadits Shuhaib yang derajatnya marfu’ diceritakan kisah tentang Ash-habul Ukhdud. Shuhaib menceritakan pengalamannya bahwa adapaun pemuda itu yang dikeluarkan di masa pemerintahan khalifah ‘Umar Ibnul Khatab ternyata masih dalam keadaan utuh sedang jari tangannya menutupi pelipisnya yang terluka seperti dalam posisi saat ia di bunuh di masa silam (sesudah zaman Nabi Isa as) (Tuhfatul Ahwadzi syarah Jami’ut Turmudzi, tafsir surah Al Buruj 9/186)

KEJADIAN-KEJADIAN YANG MENGGAMBARKAN NASIB ORANG-ORANG MATI

PEDANG-PEDANG ROSULULLAH..

Senin, 15 Februari 2010 | 1 komentar

Ini adalah pedang-pedang yang pernah dipakai oleh Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya untuk berdakwah, jumlah total pedang yang pernah digunakan ada 9 buah.


1.AL-'ADB


Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992).

Al-’Adb, nama pedang ini, berarti “memotong” atau “tajam.” Pedang ini dikirim ke para sahabat Nabi Muhammad SAW sesaat sebelum Perang Badar. Dia menggunakan pedang ini di Perang Uhud dan pengikut-pengikutnnya menggunakan pedang ini untuk menunjukkan kesetiaan kepada Nabi Muhammad SAW. Sekarang pedang ini berada di masjid Husain di Kairo Mesir.

2.AL-BATTAR


Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992).

Al Battar adalah sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan dari Banu Qaynaqa. Pedang ini disebut sebagai ‘Pedangnya para nabi‘, dan di dalam pedang ini terdapat ukiran tulisan Arab yang berbunyi :

‘Nabi Daud AS, Nabi Sulaiman AS, Nabi Musa AS, Nabi Harun AS, Nabi Yusuf AS, Nabi Zakaria AS, Nabi Yahya AS, Nabi Isa AS, Nabi Muhammad SAW’.





Di dalamnya juga terdapat gambar Nabi Daud AS ketika memotong kepala dari Goliath, orang yang memiliki pedang ini pada awalnya. Di pedang ini juga terdapat tulisan yang diidentifikasi sebagai tulisan Nabataean.

Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 101 cm. Dikabarkan bahwa ini adalah pedang yang akan digunakan Nabi Isa AS kelak ketika dia turun ke bumi kembali untuk mengalahkan Dajjal.

3.AL-MA'TUR


Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami,
Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992).

Juga dikenal sebagai ‘Ma’thur Al-Fijar’ adalah pedang yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW sebelum dia menerima wahyu yang pertama di Mekah. Pedang ini diberi oleh ayahnya, dan dibawa waktu hijrah dari Mekah ke Medinah sampai akhirnya diberikan bersama-sama dengan peralatan perang lain kepada Ali bin Abi Thalib.

Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 99 cm. Pegangannya terbuat dari emas dengan bentuk berupa 2 ular dengan berlapiskan emeralds dan pirus. Dekat dengan pegangan itu terdapat Kufic ukiran tulisan Arab berbunyi: ‘Abdallah bin Abd al-Mutalib’.

4. DHU AL FAQAR


Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992).

Dhu Al Faqar adalah sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan pada waktu perang Badr. Dan dilaporkan bahwa Nabi Muhammad SAW memberikan pedang ini kepada Ali bin Abi Thalib, yang kemudian Ali mengembalikannya ketika Perang Uhud dengan bersimbah darah dari tangan dan bahunya, dengan membawa Dhu Al Faqar di tangannya.

Banyak sumber mengatakan bahwa pedang ini milik Ali Bin Abi Thalib dan keluarga. Berbentuk blade dengan dua mata.

5.HATF


Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami,
Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992)

Hatf adalah sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan dari Banu Qaynaqa. Dikisahkan bahwa Nabi Daud AS mengambil pedang ‘Al Battar’ dari Goliath sebagai rampasan ketika dia mengalahkan Goliath tersebut pada saat umurnya 20 tahun.

Allah SWT memberi kemampuan kepada Nabi Daud AS untuk ‘bekerja’ dengan besi, membuat baju baja, senjata dan alat perang, dan dia juga membuat senjatanya sendiri. Dan Hatf adalah salah satu buatannya, menyerupai Al Battar tetapi lebih besar dari itu.

Dia menggunakan pedang ini yang kemudian disimpan oleh suku Levita (suku yang menyimpan senjata-senjata barang Israel) dan akhirnya sampai ke tangan Nabi Muhammad SAW. Sekarang pedang ini berada di Musemum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade, dengan panjang 112 cm dan lebar 8 cm.

6. AL-MIKHDAM


Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami,
Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992).

Ada yang mengabarkan bahwa pedang ini berasal dari Nabi Muhammad SAW yang kemudian diberikan kepada Ali bin Abi Thalib dan diteruskan ke anak-anaknya Ali. Tapi ada kabar lain bahwa pedang ini berasal dari Ali bin Abi Thalib sebagai hasil rampasan pada serangan yang dia pimpin di Syria.

Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 97 cm, dan mempunyai ukiran tulisan Arab yang berbunyi: ‘Zayn al-Din al-Abidin’.

7. AL-RASUB


Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami,
Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992).

Ada yang mengatakan bahwa pedang ini dijaga di rumah Nabi Muhammad SAW oleh keluarga dan sanak saudaranya seperti layaknya bahtera (Ark) yang disimpan oleh bangsa Israel.

Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 140 cm, mempunyai bulatan emas yang didalamnya terdapat ukiran tulisan Arab yang berbunyi: ‘Ja’far al-Sadiq’.

8. AL-QADIB



Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami,
Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992).

Al-Qadib berbentuk blade tipis sehingga bisa dikatakan mirip dengan tongkat. Ini adalah pedang untuk pertahanan ketika bepergian, tetapi tidak digunakan untuk peperangan.

Ditulis di samping pedang berupa ukiran perak yang berbunyi syahadat:

“Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad Rasul Allah – Muhammad bin Abdallah bin Abd al-Mutalib.”

Tidak ada indikasi dalam sumber sejarah bahwa pedang ini telah digunakan dalam peperangan. Pedang ini berada di rumah Nabi Muhammad SAW dan kemudian hanya digunakan oleh khalifah Fatimid.

Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Panjangnya adalah 100 cm dan memiliki sarung berupa kulit hewan yang dicelup.

9. QAL'A



Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami,
Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992).

Pedang ini dikenal sebagai “Qal’i” atau “Qul’ay.” Nama yang mungkin berhubungan dengan tempat di Syria atau tempat di dekat India Cina. Ulama negara lain bahwa kata “qal’i” merujuk kepada “timah” atau “timah putih” yang di tambang berbagai lokasi.

Pedang ini adalah salah satu dari tiga pedang Nabi Muhammad SAW yang diperoleh sebagai rampasan dari Bani Qaynaqa. Ada juga yang melaporkan bahwa kakek Nabi Muhammad SAW menemukan pedang ini ketika dia menemukan air Zamzam di Mekah.

Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 100 cm. Didalamnya terdapat ukiran bahasa Arab berbunyi: “Ini adalah pedang mulia dari rumah Nabi Muhammad SAW, Rasul Allah.”

Pedang ini berbeda dari yang lain karena pedang ini mempunyai desain berbentuk gelombang.

sumber: http://all-mistery.blogspot.com/2010/02/pedang-milik-nabi-muhammad-saw.html

PEDANG-PEDANG ROSULULLAH..

 
Copyright © 2012 MIRROR | Template Design by Favorite Blogger Templates | Blogger Tips and Tricks | Powered by Blogger