My Gothic Stories
tempat favoritku,
disini aku menunggumu, dengan bendera kuning yang masih belum turun tiang, kamu pernah berjanji, kamu akan datang, saat gerimis turun, meski kamu telah mati sekalipun, kamu akan datang, menemaniku, dan tidur bersama di sini.
seperti biasa, di tempat ini, aku selalu memutarkan lagu-lagu yang kamu suka, lagu yang menyanyikan tangisan, saat kita mencoba serapat mungkin dan akhirnya menjadi satu, tubuhku-tubuhmu, nafasmu-nafasku, ritual yang menyakitkan untukku, karena aku harus berbagi ruang kecilku bersamamu, mengisinya dengan keharusan, dan entah mantra apa yang kau titipkan padaku , sehingga sampai sekarang masih ada bekas dibagian itu, mungkin ini yang kau bilang dengan "pelepasan". "potongan hatiku ada padamu" ...kata terakhir yang kau sebut.
aku hanya tak percaya, akan semudah ini semuanya hancur.
sebelum aku hilang, kau memotong sesuatu yang paling berharga untukku, "Simpan ini .. " katamu.
kau membuatkanku lilin merah yang indah, lilin yang terbuat dari darahmu, dan mungkin ini adalah lilin yang tidak akan mungkin aku nyalakan seumur hidupku.
"Sayang, simpan ini, jika kau telah melupakanku, nyalakan saja lilinnya sampai habis, saat itu pula aku pergi, dan menjadi asap, tapi percayalah potongan hatiku ada padamu, tak peduli dengan siapa engkau hidup, tak peduli kau mencintai manusia yang lain, potongan hatiku ada padamu"
"Aku, tak pernah ingin menerima ini!!!, kau pun tahu potongan hatiku ada padamu, tak seharusnya kau tawarkan pilihan yang sulit, menjaga lilin itu sama artinya dengan menggantungkan ubun-ubunku di ujung kait, dan menyalakannya sama artinya dengan memusnahkan potongan itu"
"Mengertilah sayang, akan tiba suatu saat dimana kau akan menyalakannya, dan aku harus rela terbakar untuk kebahagiaanmu, aku harus mencintaimu dengan serumit ini, menyerahkanmu pada yang seharusnya, karena potongan hatiku ada padamu!!!"
kau ajari aku untuk mengerti cinta, kau pun ajari aku tentang menerima kenyataan. sebentar lagi musim kemarau, dan hujan tak akan turun lagi, bersamaan dengan itu, kau pun pergi tanpa pernah meyakinkanku, kamu ada dimana? dan kapan akan kembali, tak ada yang tau. karena kau adalah Asap.
***
masih tersisa beberapa tetes hujan, dan aku tak ingin membuang kesempatan ini untuk bersamanya..
aku memeluknya dengan tangis, dan dia mengeratkannya tanpa ruang sedikitpun,
"tak ada pelukan seperti ini sayang, hanya aku yang memelukmu seperti ini, dan hanya aku yang memiliki pelukan seperti ini"
"Kumohon jangan pergi Asap"
"jika boleh menawar pada Tuhan aku pun tak ingin, tapi jangan bersedih sayang, selama hujan masih turun , dan gerimis membasahimu, saat itu aku ada bersamamu,,karena saat hujanlah, api tak sanggup menyentuhku dan tentu potongan hatiku ada padamu"
pelukan Asap semakin dingin, tangannya pun tak erat seperti tadi, semuanya menyublim perlahan-lahan, Asap tersenyum getir, ada yang menarik dirinya ke atas langit, aku berusaha meraih tangannya tapi Asap semakin tinggi, aku terus mengejarnya, tapi Asap sudah tak terlihat lagi...
jangan pergi,,,jangan hilaaaang,,,
0 komentar:
Posting Komentar