takdir yang tabu akan kasat mata telah terbuka sebelum nafas mengalir dalam lorong hasrat
sebuah mmpi adalah angan yang harus terwujud mestinya tanpa ada tanya yang membelenggu jiwa
tapi entah siapa yang terkendali hingga buta untuk menapaki setiap garis yang telah terukir
di jalannya prahara arti sebuah kegelapan tersentuh oleh emosi yang terbakar kebencian
sebuah kata yang terlintas di dalam cara kerja alamiah pikiran hanya terpendam oleh amarah
aku muak dengan perasaan yang terus membebani nafasku dalam kesunyian hening yang tercipta
ku terhempas dalam sepiku ketika semua mata memadang dengan sebelah mata
apa aku melangkah?
dalam kebencian ku berdiri tak pernah sempurna untukku saat kebencian menatapku penuh arti
jauh sebelum pergi memulai hari , jauh sebelum mimpi menghancurkan aku adalah khayalan
terlahir dari abu yang terbakar kembali aku adalah kehampaan misteri dari kekuasaan takdir
gerbang penjaga lorong hitam membelai alam lain dari imajinasiku untuk temukan arti..
semua berawal dari kisah kecil yang kualami begitu memberi makna akan arti yang kaya
kaki langit tertawa atas kematianku yang tak mampu menepi kekekalan bintang yang padam
aku adalah cermin dari apa yang kau lakukan
aku adalah hitam dari kesucian yang kau tawarkan
aku adalah misteri dari kemunafikan yang kau berikan
aku adalah sunyi dari lisan yang merobek hati
aku adalah serpihan yang tajam dari hancur yang kau beri
aku adalah jiwa yang terikat oleh sentuhan kata manusia
segala peristiwa tunjukan nuansa arti yang kaya
aku pun membaca dari apa yang bisikan hati menuntun kepada jalan yang terpilihnya untukku
garisan Tuhan yang telah menjawab ketakutanku
akan hilangnya bintang hidupku
akan kutanyakan dimana aku bersalah
hingga waktu yang tak mampu temukan aku dengannya
kasat jiwa yang terlapis kesempurnaan tanya
mengikat erat misteri yang terlahir begitu cepat
aku dan segala kegelapan yang setia temani
merindukan cahaya yang tabu akan kedatangannya
ajal yang menjelang tak bisa aku bayangkan
saat kurindukan untuk menyapa dirinya
dimana aku dapati keceriaan bersama dirinya
selembut belati yang mengiris rapuhnya jiwaku
seakan berlari tak pernah aku berhenti
berlari..
lelah...lelah..
terlalu lelah..
misteri telah kendalikan diriku
menanti peristiwa saat ku menutup mata
mati!!!
DUNIA KINI TAK BERSAHABAT
MUNGKIN KARENA KITA MANUSIA
TAK PEDULI AKAN ARTI CINTA
MENANGIS..
BUMI MENANGIS..
ALASAN YANG TAK PERNAH HABIS
MENGINJAK DENGAN KESOMBONGAN
SAKITI JIWA YANG TERLUKA
MEMUJA KEMUNAFIKAN
TERTAWA..
BUMI TERTAWA..
HANCUR!!!
HANCUR!!!
(Iz)
0 komentar:
Posting Komentar